Jujutsu Kaisen Season 2: Pertarungan Takdir di Masa Lalu dan Kini



Kilas Balik: Masa Lalu Gojo dan Geto

“Jujutsu Kaisen Season 2” membawa penonton kembali ke tahun 2006, saat Gojo Satoru dan Geto Suguru masih menjadi murid di sekolah jujutsu. Mereka dikenal sebagai duo terkuat, sebuah kombinasi tak tertandingi dalam menjalankan misi yang diberikan oleh para tetua. Salah satu misi penting adalah melindungi Riko Amanai, yang merupakan wadah reinkarnasi bagi entitas bernama Tengen. Misi ini tampak seperti sebuah tugas mulia, tetapi nyatanya justru membuka tabir konflik besar yang mengguncang hati para karakter. Kehadiran Toji Fushiguro, seorang pembunuh bayaran yang tidak memiliki energi kutukan namun memiliki kekuatan fisik luar biasa, menjadi ancaman utama. Pertarungan sengit antara Gojo, Geto, dan Toji memperlihatkan betapa rapuhnya garis batas antara hidup dan mati. Di sinilah Gojo untuk pertama kalinya benar-benar memahami arti kekuatan serta kesepian yang datang bersama status “terkuat”.

Jujutsu Kaisen Season 2: Pertarungan Takdir di Masa Lalu dan KiniPerubahan Gelap dalam Hati Suguru Geto

Salah satu aspek paling menarik dalam arc masa lalu ini adalah perubahan karakter Suguru Geto. Awalnya, Geto adalah sosok yang penuh keyakinan terhadap kemanusiaan, percaya bahwa kekuatannya sebagai penyihir jujutsu ada untuk melindungi orang lemah dari ancaman kutukan. Namun, misi melindungi Riko justru memperlihatkan sisi gelap dari manusia biasa: ketakutan, kebencian, dan sikap egois. Geto mulai melihat kontradiksi dalam pekerjaannya. Baginya, melindungi manusia yang sering kali membenci para penyihir terasa sia-sia. Lambat laun, pemikiran ini menggerus keyakinannya dan menuntunnya ke jalan kelam yang bertolak belakang dengan sahabatnya, Gojo. Transformasi Geto inilah yang menjadi akar tragedi besar di masa depan. Penonton dapat merasakan bahwa pengkhianatan dan rasa kecewa tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan tumbuh dari luka batin yang mendalam.

Jujutsu Kaisen Season 2: Pertarungan Takdir di Masa Lalu dan KiniPertempuran Shibuya: Ancaman bagi Seluruh Umat Manusia

Setelah kilas balik ke masa lalu, cerita bergerak maju ke tahun 2018, di mana ancaman nyata dari para kutukan semakin menguat. Pusat konflik berada di Shibuya, tepat pada malam Halloween, ketika ribuan orang berkumpul di stasiun kereta bawah tanah. Di sinilah rencana besar kutukan terungkap: menjebak Gojo Satoru, penyihir terkuat, agar tidak bisa melindungi dunia dari kehancuran. Pertempuran di Shibuya menjadi salah satu adegan paling epik dalam keseluruhan seri, menampilkan pertempuran intens antara para penyihir jujutsu dan kutukan tingkat tinggi. Mahito, Jogo, dan para kutukan lainnya bersatu dengan tujuan menghancurkan tatanan manusia dan menciptakan dunia baru hanya untuk mereka yang bisa menggunakan energi kutukan. Pertarungan ini bukan sekadar aksi spektakuler, melainkan juga ujian bagi para karakter muda seperti Yuji Itadori, Megumi Fushiguro, dan Nobara Kugisaki untuk membuktikan tekad dan keberanian mereka.

Jujutsu Kaisen Season 2: Pertarungan Takdir di Masa Lalu dan KiniMakna Kehilangan dan Kekuatan Ikatan

Di balik semua pertarungan besar dan visual menawan, “Jujutsu Kaisen Season 2” menyuguhkan tema yang jauh lebih dalam: kehilangan dan arti dari ikatan antar manusia. Banyak karakter yang harus menghadapi kematian rekan mereka, menghadapi pengkhianatan, serta menyadari rapuhnya harapan di tengah pertempuran. Yuji Itadori, misalnya, harus berulang kali menyaksikan orang-orang di sekitarnya menjadi korban. Namun, justru melalui penderitaan itu, ia semakin memahami arti menjadi penyihir jujutsu: bukan sekadar melawan kutukan, tetapi juga menjaga cahaya kecil dalam gelapnya dunia. Ikatan persahabatan antara para karakter menjadi fondasi yang membuat mereka mampu berdiri menghadapi segala teror. Di sisi lain, kisah Gojo dan Geto tetap menjadi bayangan kelam yang menyelimuti cerita. Perpisahan jalan hidup dua sahabat ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak hanya datang dari kemampuan, tetapi juga dari pilihan moral dan hati nurani.